Pemanfaatan
tanaman sebagai obat-obatan juga terjadi di Indonesia sejak ribuan
tahun yang lalu. Dahulu, nenek moyang kita menggunakan tanaman untuk
obat. Sejarah penggunaan tanaman obat pada 772 M tercatat dalam dokumen
tertua, yaitu ukiran obat di Candi Borobudur. Hal yang sama juga
ditemukan di Candi Prambanan, Candi Panataran, dan Candi Tegalwangi. Dalam
rentang waktu tahun 991-1016 M, perumusan obat dan pengekstrakan obat
dari tanaman, ditulis pada helai-helai daun kelapa. Di Bali, tulisan
tersebut dikenal dengan nama Lontar Usada. Sedangkan di Sulawesi Selatan, terdapat pula tulisan-tulisan ramuan yang disebut LontarakPabbura.
Namun
secara pencatatan, pengunaan tanaman obat ini belum terdokumentasi
dengan baik. Baru pada pertengahan abad ke-17, seorang ahli tanaman
bernama Jacobus Rontius (1592 – 1631) mempublikasikan khasiat tanaman
obat dalam bukunya De Indiae Untriusquere Naturali et Medica.
Walaupun hanya terdapat 60 jenis tanaman obat yang diteliti, namun buku
ini menjadi landasan dari penelitian tanaman obat yang dilakukan oleh N.A. van Rheede tot Draakestein (1637 – 1691) dalam bukunya Hortus Indicus Malabaricus. Kemudian, pada tahun 1888 di Bogor didirikan Chemis Pharmacologisch Laboratorium
sebagai bagian dari Kebun Raya Bogor dengan tujuan meneliti bahan-bahan
atau zat-zat yang terkandung di dalam tanaman yang dapat digunakan
untuk obat-obatan. Selanjutnya penelitian dan publikasi mengenai khasiat
tanaman obat pun semakin berkembang.
Sejarah
tanaman obat atau herbal di Indonesia berdasarkan fakta sejarah adalah
obat asli Indonesia. Catatan sejarah menunjukkan bahwa di wilayah
nusantara dari abad ke 5 sampai dengan abab ke 19, tanaman obat
merupakan sarana paling utama bagi masyarakat tradisional kita untuk
pengobatan penyakit dan pemeliharan kesehatan. Kerajaan di wilayah
nusantara seperti Sriwijaya, Mojopahit dan Mataram mencapai beberapa
puncak kejayaan dan menyisakan banyak peninggalan yang dikagumi dunia,
adalah produk masyarakat tradisional yang mengandalkan pemeliharaan
kesehatannya dari tanaman obat.
Banyak
jenis tanaman yang digunakan secara tunggal maupun ramuan terbukti
sebagai bahan pemelihara kesehatan. Pengetahuan tanaman obat yang ada di
wilayah Nusantara bersumber dari pewarisan pengetahuan secara
turun-temurun, dan terus-menerus diperkaya dengan pengetahuan dari luar
Nusantara, khususnya dari China dan India. Tetapi dengan masuknya
pengobatan modern di
Indonesia, dengan didirikannya sekolah dokter jawa di Jakarta pada
tahun 1904, maka secara bertahap dan sistematis penggunaan tanaman obat
sebagai obat telah ditinggalkan. Dan telah menggantungkan diri pada obat
kimia modern, penggunaan tanaman obat dianggap kuno, berbahaya dan
terbelakang.
Sebagai
akibatnya masyarakat pada umumnya tidak mengenal tanaman obat dan
penggunaannya sebagai obat. Namun masih ada sebenarnya upaya yang
melestarikan dan memanfaatkan tanaman obat dalam dokumentasinya seperti
K. Heyne, menulis buku ” Tanaman Berguna Indonesia “,. Dr. Seno Sastroamidjojo, dengan bukunya ” Obat Asli Indonesia
“. Dan beberapa upaya mengembangankan pengetahuan tanaman obat
Indonesia dan aplikasinya dalam pengobatan. Saat ini obat herbal
digunakan di klinik pengobatan Tradisional RS.Dr.,Sutomo Surabaya dan
beberapa rumah sakit besar di Jakarta juga sudah menyediakan obat herba
Sumber : http://bukanbasoo.blogspot.com/2011/10/asal-mula-tanaman-obat-indonesia.html