Penghijauan
Sony
Awas Bahaya Pohon Trembesi Sebagai Tanaman Peneduh di Lingkungan Perumahan!
HL | 10 November 2014 | 12:33 Dibaca: 3192 Komentar: 24 10
Entah karena latah dengan program pemerintah dalam
hal penghijauan menggunakan pohon trembesi, atau murni inisiatif
developer untuk membuat lingkungan perumahan kami cepat teduh, yang
pasti artikel ini saya tulis karena ketidaksetujuan terhadap developer
dalam hal menanam Pohon Trembesi di sepanjang jalan perumahan. Mengapa
saya tidak setuju?
Penghijauan
Sony
Awas Bahaya Pohon Trembesi Sebagai Tanaman Peneduh di Lingkungan Perumahan!
HL | 10 November 2014 | 12:33 Dibaca: 3192 Komentar: 24 10
Entah karena latah dengan program pemerintah dalam
hal penghijauan menggunakan pohon trembesi, atau murni inisiatif
developer untuk membuat lingkungan perumahan kami cepat teduh, yang
pasti artikel ini saya tulis karena ketidaksetujuan terhadap developer
dalam hal menanam Pohon Trembesi di sepanjang jalan perumahan. Mengapa
saya tidak setuju?
1. Trembesi merupakan fast growing species (cepat tumbuh besar).
Dengan perakaran dangkal sehingga menjalar kemana-mana dan bisa merusak
pondasi bangunan bahkan mengangkat badan jalan. Penanaman Trembesi yang
relatif dekat dengan sisi rumah kita jadi sangat berpotensi untuk
merusak pondasi rumah. Penanaman pohon Trembesi saat ini ternyata tidak
hanya menjadi tren di lingkungan perumahan melainkan mulai dari jalan
nasional, jalan provinsi, sampai dengan jalan kabupaten pun terlihat
banyak ditanami Trembesi. Bahkan sebuah perusahaan rokok nasional dengan
bangga menanam trembesi sepanjang puluhan kilometer di beberapa ruas
jalur pantura sebagai bagian program CSR-nya. Mereka sadar nggak ya,
kalau akar trembesi itu sangat kuat untuk mengangkat untuk mengangkat
badan jalan aspal bahkan jalan beton sekalipun? Memang sih, kalau untuk
mendapatkan keteduhan dalam waktu relatif singkat 3-5 tahun, Trembesi
sudah pasti juaranya, tapi apa nggak sayang tuh biaya pemeliharaan
jalannya membengkak. Selain itu perawatan pohonnya dalam hal ini
frekuensi pemangkasan dahan pohon akan lebih banyak karena cepatnya
pertumbuhan pohon ini sehingga biaya pemeliharaan pohonnya pun relatif
besar.
2. Trembesi adalah pohon yang rakus air tanah.
Trembesi memang kuat dalam menyerap air hujan ataupun air tanah, bukan
disimpan sebagai cadangan air tanah namun untuk memenuhi kebutuhan
pohonnya sendiri dengan tajuk lebarnya yang praktis membutuhkan banyak
air tanah untuk pertumbuhan dari proses fotosintesis. Untuk
perumahan-perumahan yang belum terlayani jaringan pipa PDAM tentu banyak
yang mengkonsumsi air tanah dangkal dari sumur bor sehingga keberadaan
Trembesi berpotensi untuk mengancam keberadaan sumber air tanah dangkal.
Memang soal trembesi rakus air ini masih menimbulkan pro dan kontra,
dan saya termasuk yang kontra (Baca: Pro dan Kontra Trembesi, Kompas.com 2010).
4. Trembesi termasuk
tumbuhan yang agresif dan invasif sehingga menghambat pertumbuhan
spesies lain di bawah atau di dekatnya. Terlebih jika kita ingin menanam
tumbuhan buah-buahan atau hortikultura di sekitar rumah kita pasti
pertumbuhannya akan terhambat jika ada Trembesi di dekatnya.
Ingat, Trembesi bukan spesies asli Indonesia, spesies berpredikat
”impor” biasanya merupakan tanaman yang invasif seperti akasia berduri (Acacia nilotica)
yang menjadi gulma yang mengancam Kehidupan Banteng Liar di Taman
Nasional Baluran yang sejatinya didatangkan dari Australia untuk
meminimalisir kebakaran savana.
Perlu kita ketahui, Trembesi dulu
digunakan oleh Pemerintah Kolonial Belanda untuk menghijaukan
taman-taman luas (seperti di Istana Merdeka) ataupun Tempat Pelelangan
Kayu (TPK) agar kayu gelondongan hasil tebangan yang diletakkan di bawah
Pohon Trembesi tidak retak terpapar panas matahari. Namun di
jalan-jalan utama misalnya Jalan Daendels (Pantura) mereka lebih memilih
menggunakan Pohon Kenari ataupun Asam Jawa yang memang mempunyai
perakaran dalam dengan tajuk yang tidak terlalu lebar namun cukup
memberi keteduhan tanpa merusak badan jalan.
Trembesi yang cepat tumbuh dan besar
dalam waktu relatif singkat memang efektif memberikan keteduhan dan
mempengaruhi iklim mikro daerah sekitarnya menjadi lebih sejuk.
Trembesi juga pohon yang terbukti menyerap CO2 dalam jumlah besar, namun
keberadaannya lebih tepat jika ditanam sebagai penghijauan hutan kota,
taman, atau lahan terbuka yang relatif luas. Namun perlu diingat,
trembesi tidak boleh ditanam secara masif pada suatu lahan terbuka
kritis semata-mata biar cepat ‘hijau’, karena sifatnya yang rakus air
berpotensi mengganggu ketersediaan air tanah dangkal bagi masyarakat di
sekitarnya. Lebih baik menggunakan aneka jenis tanaman bambu untuk lahan
terbuka kritis, selain sama-sama merupakan spesies yang cepat tumbuh,
bambu merupakan tanaman yang terbukti efektif untuk menjaga ketersediaan
air tanah (konservasi air tanah).
Sumber : http://green.kompasiana.com/penghijauan/2014/11/10/awas-bahaya-pohon-trembesi-sebagai-tanaman-peneduh-di-lingkungan-perumahan-702216.html
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir di blog saya. Budayakan berkomentar setelah anda selesai membaca. Karena komentar anda sangat bermanfaat bagi perkembangan blog ini. Terima kasih, Sign : Octavia Lisa Diani